Minggu, 15 Januari 2012

Sebuah perjalanan



Rasannya sudah cukup jauh melangkah. Seperti hampir mencapai tujuan saja. Ya, kurang sedikit lagi (saya tegaskan,disini ‘sepertinya’).
Seperti analogi pencarian harta karun yang terbatasi waktu dan persaingan sesama hunter.  Saya sudah dekat sekali dengan harta karun itu. Waktu saya masih banyak. Pesaing saya masih jauh di belakang saya, bahkan masih sibuk mencari jalur dan cara tercepat untuk bisa mendapatkan harta karun. Dengan kondisi seperti ini, mustahil rasanya, saya dapat didahului.  Sehingga cukup dengan bersantai saja, saya tetap akan menjadi penemunya. Namun, secara tiba-tiba hujan turun. Awalnya rintik-rintik saja, sekian menit, saya biarkan, dengan firasat mungkin tidak ya, akan turun lebih deras lagi setelah ini. Dan baru saya mau memutuskan mencari tempat teduh, hujan lebat itu ternyata terjadi. Basah kuyuplah saya, tanpa sempat berteduh, kedinginan, dan mencoba terus berjalan (menuju akhir). Tapi, mata ini tertutup sepersekian detik sekali.  Jangankan melihat jauh ke depan, membuka mata sebentar saja butuh effort yang lebih.  Ditambah angin yang begitu kencang,yang harus membuat saya mengusahakan tidak terjatuh ataupun menatap sesuatu. Jadi, secara terpaksa saya harus berjalan sekuat tenaga. Dan mencari arah yang benar.  Pertarungan dengan hujan dan angin  ternyata menyebabkan saya harus berpikir kembali bagaimana cara cepat dan tepat ke TKP.  Tidak pendek prosesnya. Dan waktu terus berjalan. Saya berpikir berapa sisa waktu yang ada. Bagaimana kondisi pesaing saya. Meski sama-sama hujan, kondisi lapangan memungkinkan sekali untuk terjadinya persebaran angin dan hujan yang tidak merata. Dan bisa jadi pesaing-pesaing saya yang tadi jauh dibelakang, sudah berada sangat dekat dengan saya. Bahkan bisa jadi lebih dekat dengan harta karun dibandingkan dengan saya.  
Dan pada kenyataan di lapangan, itulah  yang terjadi. Seorang pesaing yang pantang menyerah telah berada sangat dekat dengan posisi dimana saya berada sekarang, dengan titik absis saja yang berbeda. Maka, seperti mengulangi pertandingan awal,
‘kami berada pada posisi startg yang sama, namun bisa jadi dengan kondisi medan pertempuran yang berbeda, ‘ dan bisa,  saya yang tetap memenangkan pertarungan ini tetapi sangat besar juga kemungkinan terjadi sebaliknya,,

Maka, apa yang bisa saya lakukan?
(‘next to session 2 ‘                   )

Kamis, 13 Oktober 2011

dari titik-titik itu

dimulai dari titik-titik itu..

Mengutip dari sebuah pertemuan (forum) silaturrahim. tidak ingat persis kata-katanya. inti yang saya tangkap adalah bahwa semua yang kita lakukan selama ini, entah yang terlihat kecil hingga terkesan luar biasa sebenarnya adalah sebuah titik-titik yang terus terukir, terkumpul yang pada nantinya akan membentuk sebuah garis yang akan mencapai tujuan yang kita cari.ya, dimulai dari titik-titik itu..
titik-titik yang merupakan replika dari setiap ikhtiar kita. dan kita tidak pernah tahu sudah sejauh mana titik-titik itu membentuk garis impian kita. yang pasti adalah ketika aku memutuskan untuk berhenti mengukir titik-titik itu berarti aku telah menyia-nyiakan titik-titik yang sudah sebelumnya membentuk desain impianku. dimulai dari titik-titik itu..
aku terus menambahnya dan ku perbarui desainnya, agar garisnya semakin terlihat indah dan cepat menuju impianku. dimulai dari titik-titik itu.. 
dimulai dari titik-titik itu, aku menjadi mengerti bahwa disini aku tidak sendiri, tidak berkutat dengan kepentingan diri sendiri, hanya menjadi diri apa adanya
dimulai dari titik-titik itu..
aku dipaksa mengenal banyak sekali orang, dipaksa memikirkan kepentingan yang bukan kepentinganku (terkesan seperti itu), dipaksa menjadi diri yang lebih baik.. 
dimulai dari titik-titik itu..
aku semakin menikmati menyenangkannya sebuah perjalanan dengan azzam yang kuat
titik-titik ini..
ikhtiarku..doaku.. dan tawakkal pada nantinya,

tak pernah menyangka begitu kerennya naskah skenario yang Allah tulis untukku
benar-benar menakjubkan penyutradaraan Allah di setiap episode-episode yang kuperankan
dimulai dari titik-titik yang terukir, kupilih untuk terus mengukirnya, hingga tiba saatnya aku berada diujung garis impianku

Ya Rabb.. jadikan aku seorang yang istiqomah di jalanMu  dan izinkan aku menjadi seperti apa yang kau sebutkan dalam firmanMu
Kamulah ummat terbaik, Yang terlahir untuk manusia, Menyuruh kepada yang ma’ruf dan  Mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah
Amiin..

Istiqomah never die